MII selalu DI hati...bag. 3


Pra KBM dan final piala dunia 98

Suasana desa camplong yang begitu lekat dengan hawa lautnya, angin yang kencang dan hawa lembab sama sekali tidak mengurangi kebahagiaan santri-santri MII untuk saling bertukar cerita selama liburan di kampung. Canda tawa mewarnai hari-hari pra kegiatan belajar mengajar di ma'had ini, peraturan-peraturan ma'had yang belum resmi diaktifkan menjadi momen dimana para santri memanfaatkannya dengan jalan-jalan santai sekitar desa camplong dan bercengkram sambil menikmati oleh-oleh yang dibawa dari rumah masing-masing, hari-hari pra KBM ini seperti sebuah bonus pasca liburan sambil menunggu santri yang belum datang ke ma'had dikarenakan satu dan lain hal.

Tahun ini juga (1998) merupakan tahun dimana pesta olahraga paling populer di jagad raya ini dihelat,

perancis yang menjadi tuan rumah piala dunia 98 ini berhasil menembus partai final dimana lawan yang akan dihadapinya adalah tim kuat brasil. Tak kalah dengan di luar sana, di ma'had ini pun piala dunia ramai diperbincangkan, mulai dari ulasan pertandingan-pertandingan yang sudah lewat, performa para pemain sampai prediksi tim mana yang akan keluar sebagai juara tahun ini. Aku tak menyangka, ternyata santri-santri di sini lebih gila bola (GIBOL) daripada santri di MTA, atmosfernya begitu kuat, sampai-sampai asatid di ma'had ini juga membicarakn hal serupa, poster-poster pemain dan tim sepakbola juga dibolehkan menempel di dinding kamar MII.

Bagiku (waktu itu) sepakbola bukan merupakan hal yang sangat menarik, maklum karena tahun itu aku belum tahu banyak tentang dunia sepakbola, jangankan ulasan pertandingan atau prediksi skor, nama-nama pemain saja aku cuma dengar dari kepopuleran mereka dan perbincangan orang dewasa saja. Ketika aku ditanya tentang tim mana yang akan aku dukung di final nanti, tentu aku memilih brasil karena aku hanya tahu di sana ada pemain paling popular saat ini, dia adalah sang fenomenal Ronaldo (tonggos). Lalu bagaimana dengan perancis?? Wah…tak satupun dari mereka yang aku kenal namanya, inilah awal dimana aku terbawa kedalam pusaran penggila bola sampai saat ini.

akhirnya saat yang ditunggu-tunggu telah tiba, tanpa di komando semua santri di sini seakan mempersiapkan diri untuk "nonton bareng" partai puncak piala dunia 98 nanti malam, berhubung peraturan harus tidur di kamar masing-masing belum diresmikan jadinya para santri bisa seenaknya tidur di sembarang tempat, termasuk tidur di masjid biar tak ketinggalan pertandingan final. Tepat pukul 01:45 dini hari, suasana ma'had yang sebelumnya sepi mendadak ramai, ternyata pertandingan final antara tuan rumah perancis vs brasil akan segera di mulai dan semua santri yang memang menunggu momen empat tahun sekali ini segera bangkit dari lelap mereka. Diantara mereka ada yang sibuk mengeluarkan tv dari kantor MII, ada juga yang sibuk membangunkan teman-temannya dan tentu saja ada yang sudah siap di tempat duduknya yang paling strategis sambil memulai percakapan seputar pertandingan.

Angin malam yang mengarah dari pantai ikut meramaikan malam pemuncak piala dunia, aku yang mala mini tidur di teras masjid bersama jefri dan beberapa kakak kelas (diantaranya heri tanjung, harianto dan fahrullah yang sama-sama dari ambat sepertiku), juga tak ingin melewatkan malam "special" ini begitu saja maklum, ini adalah malam paling indah selama beberapa hari aku tinggal di ma'had ini. Secara mengejutkan perancis keluar sebagai juara dengan mengalahkan brasil 3-0, dua gol perancis dicetak zidane dengan kepalanya memanfaatkan sepak pojok di menit 27 dan di penghujung babak pertama dengan cara yang sama, sedangkan gol terakhir dicetak Emmanuel petit di menit 90.

Wah….waktu itu aku sama sekali tidak bisa menikmati jalannya pertandingan, apalagi bergembira dengan keluarnya perancis sebagai juara hahaha….(ga ngefek kali), yang jelas mayoritas santri yang gibol sepertinya kecewa dengan kekalahan brasil, apalagi bintang mereka "sang fenomenal" bermain sangat buruk (katanya sih…..haha). ini menjadi momen awal sebelum akhirnya aku benar-benar menggandrungi olahraga paling bergengsi ini, meskipun hanya sebatas penikmat bukan sebagai pemain.

pelajaran ketiga....boleh saja kita larut dalam warna lingkungan, tapi warna kita tetap yang paling cerah, melengkapi warna-warna yang akan menjadi lebih indah karena warna kita. karena pelangi tidak akan lengkap tanpa warna MERAH.

Semua ini masih awal dari perjalananku di ma'had ini, KBM belum juga di mulai akan tetapi kesan-kesan sejauh ini begitu indah, memberikan sensasi tersendiri dalam kehidupanku, dunia baru, kawan-kawan baru, suasana baru dan kakak-kakak yang baik. MII….aku masih belajar mencintaimu, belajar mengalir, mengikuti irama dinamika yang kau tawarkan, bersama hembusan angin yang hinggap di reranting cemara dan deburan ombak pesisir pantai camplong.

Bersambung….

0 comments:



Post a Comment