Sepertinya Itu Saja Belum Cukup

ada orang yang lihai berprestasi dalam hal akademik
tapi dia tak mau tahu sberapa pun nilai kepekaan sosialnya

ada orang sangat pintar dan pandai menaklukkan soal2 ujian
namun dia tak cukup cerdas dalam hal pergaulan

ada orang yang sangat cepat menguasai diktat dan bku2 lain plus pengarangnya
tapi saat ditanya siapa nama tetangganya dia jawab "wah...ga tau ya"

ada orang yang rajin ke kampus demi sbuah transaksi ilmu dg dosen2
tpi dia tak pernah mndengarkan teguran2 dari kawan2nya

ada juga orang yang pandai berbicara tentang banyak hal
tapi dia tak pernah mau tau klo teman serumahnya dongkol karena dia ga pernah masak dan
malas bersih2

seperti halnya ada orang yang hanya bisa minta dihormati dan dperlakukan lebih
padahal dia sendiri tak kunjung bisa menjaga perasaan orang lain

mungkin ada juga orang yang berkoar-koar ini salah itu salah, yg benar begini yg benar
begitu, tapi dia tak mengerti di sampingnya ad seorang kawan yg sedang gelisah karena ga
pnya duit sedang besok dia harus bayar sewa rumah

ada orang pintar (bukan dukun) cerdas, dan sangat dihormati
tapi dia selalu salah menilai orang, yg pernah salah slalu salah yg lain ga pernah salah

ada orang yang sudah mencapai prestasi akademik tertinggi ato jenjang teratas
tapi dia ga pernah sadar klo dia sudah mengecewakan banyak orang (mang enak dikacangin?)

sepertinya prestasi akademik saja memang belum cukup ya...tulisan ini adalah pandangan
penulis insyallh akan slalu update sesuai dg apa yg aku alami. Lanjut...???

Aku Nikahkan Engkau Dengan Putriku

Sebuah Kisah Cinta...

Tersebut kisah dari sebuah kota di pinggiran tunisia, seorang gadis cantik, pintar dan cerdas. aktifitas sehari-harinya tak pernah lepas dari kegiatan yang bermanfaat hingga dari tahun ke tahun kepribadian dan keilmuannya berkembang pesat, tak heran jika ia menjadi buah bibir di kalangan para mahasiswa, karena selain pintar ia juga seorang gadis yang baik budi pekertinya serta terlihat selalu ceria.
Gadis istimewa ini memang dibesarkan di sebuah keluarga terhomat dan berpendidikan tinggi, konon ayahnya adalah seorang Profesor juga seorang Rektor merangkap Dosen di Universitas tempat ia belajar saat ini. namun meski gadis ini lahir dari keluarga yang istimewa ia tak pernah memandang rendah orang lain, sosoknya yang low profile dan sederhana itulah yang membuatnya dicintai banyak orang.
Pada suatu hari, cuaca buruk, awan hitam menggumpal memenuhi hamparan langit, matahari pun seakan enggan menampakkan sinarnya, kehangatannya tak mampu menembus mega-mega kelam, langit seakan sedang menahan sesuatu yang sangat besar yang pada suatu saat akan dilepaskan.
Si gadis cantik tak terpengaruh dengan kondisi cuaca yang mencekam, karena ia tak ingin dirinya ketinggalan mata kuliah hari ini, dengan keyakinan takkan terjadi apa-apa pada dirinya si gadis bersikukuh datang ke kampus. waktu kuliah telah habis, sore itu apa yang diprediksikan semua orang terjadi, hujan lebat dan angin yang sangat kencang membuat semua orang ingin segera mencari tempat untuk berlindung. si gadis cantik berlari menuju halte namun tubuhnya tak mampu melawan angin yang sangat kencang, lalu ia putuskan berteduh di depan pintu sebuah apartemen kontrakan, senja mulai datang hujan dan angin belum juga menunjukkan akan mereda, ada rasa khawatir menghampiri perasaannya ia takut akan terjadi apa-apa dengan dirinya, lebih takut lagi ayahnya marah karena ia pulang terlambat.
Si gadis cantik merasa sedang berada di tengah lautan, angin kencang menggulung seperti ombak tong-tong sampah di pinggir jalan bertebaran dan berserakan, tak ada seorang pun melintas kecuali beberapa kendaraan besar, malam mulai menyelimuti si gadis tetap duduk mendekap kedua lututnya, bajunya yang basah kuyup terasa sangat dingin diterpa angin ia kedinginan, bibirnya mulai pucat tulangnya terasa nyeri dan perih. Tanpa sadar tangannya mengetuk pintu di belakangnya, seorang pemuda membukakan dari balik pintu lalu mempersilahkan si gadis masuk, tak lama kemudian pemuda itu datang menghampiri menyuruh si gadis masuk ke kamarnya, lalu ia menyalakan lilin karena listrik padam, setelah menyodorkan sebuah handuk dan mantel tebal lalu ia pergi meninggalkan si gadis di kamar dan menutup pintunya.
Si gadis menahan kantuk yang luar biasa, ia yakin hujan akan reda sebelum larut malam namun akhirnya ia menyerah dan rasa kantuk pun tak mampu ia bendung. si gadis terbangun, ia terkejut apa yang telah ia lakukan? terbayang wajah merah ayahnya karena anak gadisnya pulang pagi, dengan tergesa-gesa ia membuka pintu kamar jantungnya semakin berdegup kencang saat ia melihat seorang pemuda terkapar di ruang tamu dengan kedua tangannya terluka, si gadis cantik lari terbirit-birit sama sekali ia tak tahu apa yang telah ia lakukan tadi malam di rumah pemuda itu. sesampai di rumah ia langsung memeluk ayahnya ia menangis sesenggukan, berulang-ulang ia berkata “aku tak melakukan apa-apa”, ayahnya heran apa yang sebenarnya terjadi dengan putrinya? “apa yang terjadi denganmu anakku, di mana kau menginap semalam?”, lalu si gadis cantik menceritakan segala hal yang telah terjadi kepada ayahnya.
di hari sabtu, saat ayah si gadis mengajar di sebuah kelas khusus pria ia mendapatkan dua orang mahasiswanya dua-duanya bernama Ahmad absen, lalu ia bertanya “kemana dua mahasiswa ini?” seorang menjawab “Ahmad Amin pulang ke kampung halaman karena ibunya sakit, sedangkan Ahmad Abdullah terbaring di rumah sakit”. selepas mengajar ayah si gadis menyempatkan diri menjenguk mahasiswanya yang sedang sakit, ia terkejut saat melihat seorang pemuda kedua tangannya terlilit perban, lalu ia bertanya kepada seorang dokter “kenapa dengan kedua tangan pemuda itu?” dokter itu menjawab “semua jari-jarinya terbakar, kita tak tahu sebabnya apa”, kemudian ayah si gadis menghampiri pemuda itu dan bertanya “siapa namamu wahai anak muda?” pemuda itu menjawab “namaku Ahmad Abdullah”, “apa yang membuatmu begini?”.
Pemuda itu lalu bercerita:….Sore itu hujan lebat, angin sangat kencang dan listrik padam, aku melihat dari jendela seorang gadis berteduh di depan pintu rumahku aku perhatikan dia ternyata aku mengenalnya ia seorang gadis yang pintar dan baik, ia sangat terkenal di kalangan mahasiswa, aku ingin membantunya tapi aku takut sampai akhirnya dia mengetuk pintu dan aku persilahkan ia masuk. aku tahu ia kedinginan maka aku ambilkan handuk dan sebuah mantel tebal lalu aku biarkan ia beristirahat di kamar dan aku tidur di sofa. di tengah malam aku membuka pintu kamar untuk memastikan ia dalam keadaan nyaman, Masyaallah…aku seperti melihat seorang bidadari terbaring pulas di tempat tidurku dari raut wajahnya aku bisa rasakan ia adalah gadis yang baik budi pekertinya.
hampir saja tangan ini menjamah sesuatu yang bukan hak-ku, namun Allah memberikan kekuatan kepadaku dan aku berhasil mnguasai nafsuku lalu aku keluar dari kamar, aku mulai gelisah pikiran-pikiran busuk mulai menggerogoti otakku, segera aku berwdlu’ dan memohon ampun kepada Allah. Lalu aku putuskan duduk di depan sebuah lilin sambil berdzikir dan bertahan agar pikiran mesum itu tidak menguasai pikiranku, saat aku mulai tak sanggup menahannya aku bakar satu jariku maka aku melihat bahwa neraka lebih panas dari ini, begitu seterusnya saat pikaranku mulai dikuasai setan aku bakar lagi satu jariku, hingga semua jari-jariku terbakar dan aku tak mampu lagi menahan rasa sakit dan akhirnya aku pun tak sadar apa yang terjadi setelah itu..!
ayah si gadis terharu mendengar cerita dari pemuda itu, lalu ia memeluknya dan berkata : “wahai anak muda, Aku nikahkan engkau dengan putriku…”!




diambil dari buku “Qodhoya Al Hub”…….. Lanjut...???

Aku Rasakan Mereka hadir di Sini

Tak terasa 3 oktober 2007 lalu genap 3 tahun aku hidup di negeri kinanah mesir ini, selama 3 kali musim dingin dan 3 kali musim panas, sudah tak terhitung lagi berapa tempat yang pernah aku kunjungi, sudah tak tahu lagi berapa banyak uang yang aku habiskan selama di sini dan sudah 3 kali aku merasakan tinggal di rumah yang berbeda dan di daerah (district) yang berbeda.
Namun selama 3 tahun itu baru sekali aku merasakan satu hal yang berbeda, aku sebut berbeda karena saat itu jiwaku seakan melayang mengembalikan waktu ke masa di mana aku dan sahabat-sahabatku ingin menampakkan makna yang berbeda dari kata "GAUL" yang di gembar-gemborkan remaja-remaja seusia kami waktu itu, masa dimana kami "melampiaskan" kreasi, emosi, ambisi yang mengalir pada darah muda kami untuk prestasi dan sebuah "NAMA" besar.
awal ramadhan kemarin, di asrama (khusus pelajar asing), tepatnya di Raod el farag Shubra Kairo Mesir tempat aku tinggal sekarang, kedatangan tamu yang tak lain adalah beberapa Dosen dari Unv. Al-Azhar. beberapa orang di antara kami ditunjuk untuk menampilkan sebuah pertunjukan kecil berupa drama (teater) namun namaku tak termasuk di dalamnya, tema yang dipilih adalah masuknya islam ke indonesia. beberapa kali mereka melakukan latihan dan aku terkadang secara tak sengaja melihat latihan mereka saat aku melintas, secara sekilas aku sudah bisa membaca skenario yang mereka mainkan, cukup sederhana memang cerita yang disutradarai salah satu orang yang kami tuakan di sini dan beliau sudah cukup berpengalaman dalam dunia seperti ini karena sudah beberapa kali menampilkan drama/teater.
menampilkan keadaan rakyat indonesia sebelum datangnya Islam, lalu datangnya para saudagar dari india yang kemudian menyebarkan ajaran agama Islam dan dapat diterima dengan baik oleh rakyat dan raja di sumatera saat itu.
tiba-tiba saja aku diajak ikut mengevaluasi hasil tiga kali latihan mereka, aku sedikit terkejut dari mana mereka tahu kalo aku pernah menjadi anggota sanggar saat di pesantren dulu? mungkin teman se-almamater yang sekarang sekamar denganku yang memberi tahu.
aku terima ajakan mereka, tapi dengan syarat kalo aku masuk harus pake caraku, sang sutradara setuju lalu jadilah aku bagian dari mereka. sebelum memulai latihan aku mengharuskan mereka bermeditasi diam sejenak menutupkan mata dan duduk tegap, dimulailah sebuah meditasi yang begitu asing bagi mereka ada yang mengikuti instruksi dari ku dengan baik namun ada pula yang tertawa karena memang mungkin begitu asing baginya, aku mulai menata emosi mereka dan saat aku memejamkan mata aku mulai merasakan sebuah dunia yang sudah lama aku tinggalkan, aku hadirkan kembali memori-memori yang sudah lama hilang dan secara reflek aku mulai mengeluarkan suara, kata-kata yang biasa diucapkan pembina sanggar teater "A-Ikhwah" saat melakukan meditasi semacam ini, begitu juga saat kami latihan tanpa sang pembina yang meraih penghargaan sutradara dan penyaji terbaik se-indonesia timur itu, "rileks.......konsentrasi.....sekarang kita memasuki dunia akting....untuk sementara kita gantungkan baju keseharian kita....kita pakai topeng-topeng teater kita....kita dengarkan suara musik ini....nikmati hingga anda merasa rileks....setelah itu coba anda dengarkan suara di belakang musik itu....suara mobil, suara manusia.....berdzikirlah kepada Allah agar hati kita tidak kosong dari dzikir....." setelah terdiam beberapa saat aku memberi aba-aba bahwa meditasi selesai, nah pada saat itulah aku seperti merasakan kehadiran sahabat-sahabatku se-sanggar, sahabat-sahabat terbaikku dimana aku merasa lebih hidup jika bersama-sama mereka, sahabat yang menginspirasikan banyak hal dahsyat, begitu banyak sensasi yang pernah kami lakukan, aku benar-benar seperti kembali ke masa lalu, bersama mereka aku berusaha memperbaiki citra anak-anak teater yang dinilai amburadul, acak-acakan dan overconfidence.
saat mereka memulai latihan aku duduk sebagai penonton, aku diam dan tak berkomentar sediktipun, sedikit lucu dan membuatku tersenyum saat mereka berakting, rupanya masih sangat lugu, polos dan sama sekali tak punya tehnik, tapi tak apa aku akan mencoba mengevaluasinya.
setelah mereka selesai aku mulai "berceramah" (seaaaaaaaaah), "ada beberapa poin yang akan aku komentari tentang hasil latihan antum, yang pertama aku salut dengan usaha antum hingga sejauh ini, tentang tehnik yang paling penting pada setiap penampilan itu adalah blocking panggung di mana para pemain tidak boleh membelakangi penonton atau seorang pemain bersembunyi di belakang pemain lain, dengan kata lain para pemain yang tampil di atas panggung harus terlihat oleh penonton dan tidak menumpuk di satu sisi panggung saja sehingga setiap sisi panggung terisi. yang kedua all out pada perannya masing-masing jangan setengah-setengah, yang ketiga jangan terlalu sering naik-turun panggung." itu saja mudah kan?setelah itu mereka mulai latihan yg kedua dengan mengikuti instruksi dariku dan jadilah penampilan mereka "lumayan" rapi dan tidak membosankan. Alhamdulillah akhirnya aku bisa mengalirkan apa yang pernah aku pelajari dan itu yang pertama kali selama aku di mesir.
aku sangat bangga bisa berlatih bersama orang-orang yang berkualitas dan pelatih terbaik, aku juga pernah berlatih bersama mas Joko Bibit seorang sutradara teater kelas internasional di gedung pemuda surabaya pada acara workshop teater tahun 2002 lalu. namun aku tak bisa hanya bernostalgia begini aku harus mencari sesuatu yang lain, sesuatu yang bermanfaat seperti yang aku rasakan dari ilmu olah raga dan jiwa (teater) serta pengalamanku bergelut di dunia kemanusiaan dan palang merah, hingga aku mampu membangun emosi dengan baik dan tahu bagaimana cara menyikapi persoalan-persoalan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari.
sobat.....................aku merindukan hari-hari saat kita mendengar dari loudspeaker itu bahwa juaranya adalah "kita" Lanjut...???

Maaf...! ini bukan Fiksi

dari tadi jari2ku cuma bergerak-gerak diatas keyboard berdebu ini, ntah apa yang ingin aku tulis dengan hruf2 bisu ini...uuuuhhh apa ya?

buntu amat sih!!! ah dri pada pusing mending aku tulis puisi.

hari demi hari kulalui
tanpa sesuatu yg berarti
akankah yang aku nanti
akan datang menghampiri
menghapus rasa sepi
bangunkanku dari mimpi
mengajakku menggapai mimpi2
agar saat tua nanti
tak satupun yg kusesali..

ah...kata2 spt ini sudah biasa lebh mirip puisi jadul, smakin sering dibaca smakin lucu..dasar emang ga bakat!! (mungkin aku bukan pujangga kata base jam) smakin diseriusi makin kayak mboan sapi hihihihi..

nah!! ketemu.... akhirnya aku ingat!! untung aku blom minta tolong ma tim termehek-mehek.


sbnarnya aku ingin menulis cerita ato kisah aku sendiri, satu kejadian kecil yg efeknya sampe skrg blom aku lupakn, dongkol dan kawan2nya slalu muncul saat ku ingat kjadian itu..hehehe tnang aja luapan kedongkolan ini ga bakaln ngrusak keyboard paling2 bikin orang sewot...hehehehe.

bigini ni aku punya cerita...suatu hari aku mnginap di rumah kawan (msh di skitar kairo), di salh satu dari tiga kamar rumah itu aku bebaringan dikasur, sedang d kasur sebelah ada kawanku sebut aja dia si kacamata (jg bukan penghuni asli kamar) lagi khusyuk membaca buku. lha aku ngapain? tenang...aku menikmati musik jadul spt (mengaku bujangan...Anggun C sasmi. dll). kbetulan penghuni kamar ini lgi pada sibuk ad yg kerja ada yg sibuk organisasi, tiba2...teng tong...ada yg ngebel, aku cuek aja yakin pasti ad yg membukakan pintu..

to the point aja tau
tau si tamu yg ternyata adalah temen kakak klsku ato temen kawanku ato temnnya temenku (ato apalah yg penting bs dimengerti), tmnku juga donk? mmm bolehlah dibilang gitu...dia masuk ke kamar tempat aku menikmati lautan kapuk yg baunya sangat khas ini. (kta cewek sih khas cowok...sotoy!)

assalamualaikum...spontan kmi bedua mnjawab kumsalam...ahlan ahlan ahlan (spt sudah menjadi tredmark saat menyambut kdatangan seseorang) dg muka yg mungkin lebih mirip bantal dan senyum sekedarnya, aku berbasa-basi "dari mana mau kemana neh" ternyata jawabnnya cuma "biasalah"..huh

nyesel aku bersusah payah memaniskan mimik. lalu dia duduk di sebelah si kacamata yg kebtulan seangkatn dulu waktu ke mesir. selanjtnya entah ada angin apa kawanku yg kacamata ini tiba2 berbicara (mungkin biar mulutnya ga bau makanan basi heheheh peace!), ntah dgnku ato dengan tamu tadi...tpi aku mang orngnya sangat mnghrgai org lain (seeeaahh) isinya aku sdikit lupa tapi yg sdikit lagi aku inget..ttg "karena apa kita menikahi seorang wanita" selain dari yg telah disebutkan dlm hadits yg sdh terkenal karena akhlaqnya de el el, cuma itu...si kacamata lantas (dg ragu2) menyebutkan pendapat imam Ghazali dlm hal ini dia mengikut sertakan kitab karangan beliau "ihya' ulumuddin", yang lantas membuat aku tertwa (tpi dlm hati) keanehan apakh yg membuat kawanku si kacamata ini lupa klo temen yg di depannya ini "anti" imam Ghazali? pantas aja si tamu ini sperti tidak mendengar apa2 ga da tanggapan atau ekspresi yg menunjukkan dia menghargai si kacamata. heheheh aku yg menangkap ada hal aneh yang muncul di raut wajah si tamu tadi, sedang si kacamata nampaknya mulai sadar akan ad tanggapan lain dari pembicaraan ini..hihihih.

benar saja saat memulai tanggapannya dengan ekspresi yg ntah memang culun ato di bikin culun.."heh...ihya' ulumuddin!! kta ulama' (dg bhs arab) maata ulumuddin!!" masih katanya yg menurutku itu menunjukkan ketidaktahuannya "karena didalamnya banyak yg di bikin2 dan maudlu' ".

lalu kawanku si kacamata ini menanggapinya dg enteng (dipaksakan sih) "hehehe ya tapikan ga smuanya kita tolak bisalah kita ambil sebagian" (menghibur diri neh!!).

trus bagaimana dg aku? uh...klo aku langsung menanggapi ini pasti terjadi keributan, sedari tadi aku yg dingin2 aja trus terang skrg lebih panas dri aspal hitam di tengah terik 42 derajat celcius (maaf esmosi)..untung aku ni orgnya sabar (preet),.tpi darahku seakan mendidih, betapa tidak dia menyebut "mata ulumuddin" aja udah salah, stauku kebalikan "ihya'" (menghidupkan) itu bukan "maata" (mati) tapi "Imaatatu" (mematikan). sperti ini udah dg sangat bangga menolak imam Ghozali yg bagi sbagian orang adlah salah satu ulama terbaik sepanjang sejarah Umat Islam, emang sih mash ada karya2 4 imam madzhab yg tentu saja lbh baik, tapi ga usah menghina begitu donk!! pke mplesetin karya beliau sgala...belagu amat sih lo!! mang lo bisa apa? ngejek doank kan?..klo dia mengaku peduli dg dakwah Islam apa yg udah dia lakuin untuk Islam?.... jaman skarg berdakwah bukan skedar dg kata2, klo cuma menggonggong anjing juga bisa (maaf emosi) !!..

ayolah kawan...aku begini tak punya maksud apa2, aku cuma kasihan dia juga sodaraku mungkin dia belum sadar klo kita umat Islam sedang diadu domba, kita harus sadar bahwa semua yang berakal itu pasti pernah salah berfikir...ulama'2 itu juga manusia meskipun mrk lebh dekat dg kebenaran pastilah pernah salah..kita? kita mah mungkin pernah benar!!!

saat malam tiba...jamuan makan malam biasa tapi terasa sangat luarbiasa krna makan bareng ma kawan2 rame dan seru. tapi suasana seger ini tiba2 memburuk krn pernyataan seorang dari kami, lagi2 dia si tamu "blagu" tadi...(cerita ini dah ditulis si kacamata di blognya). uh...aku ga bisa tidur dibuatnya, isi otakku malam itu tak banyak cuma "heh..mang dia tau apa ttg dakwah?, dasar blagu klo dia muslim sejati sharusnya dia mengingatkan sodaranya klo salah, seharusnya dia tabayyun donk...! (konspirasi eh konsultasi kali ya? duh apa sih...konfirmasi eh klarifikasi halah susah amat !!) katanya berbantal Quran berselimut Hadits, bukan malah dengan semangat menceritakan kejelekan orng karena menjelek-jelekkan org lain...sadar ga sih kamu tuh dah menjelek-jelekkan org tau!!! ksian banget sih lo !!(duh Maaf esmosi lagi).

aku berdoa dlm hati "ya Allah jgn biarkan umat ini terpuruk dalam musibah Agama"...lalu aku teringat nasehat Imam Hasan Albanna "klo kita dbenci maka kita takkan meninggalkan merk, kita kan ttp mengajak dan mendoakan merk krna mereka sodara kita dan bukan dakwah namanya klo jalannya mudah"

kata Aa Gym "marilah kita membersihkan hati"
kata Hijjaz "hati bila dikotori bisikannya bukan lagi kebenaran"
firman Allah swt. "Kalian umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia" jadi kita ni adlah umat yg beradab bukan keparat.

Wallahu a'lam bisshawab. Lanjut...???

Wanita dalam hidupku

1. wanita yg tak pernah pergi karena tak pernah datang, ia selalu menemaniku mengajarkanku menjadi manusia yg benar2 manusia, selalu tulus dan ikhlas memberi yg aku butuhkan. dialah ibuku, meski ku takkan pernah mampu membalas jasanya ia kan slalu ada di hati....selamanya. ibu, ibu dan ibuku.

2. wanita yg datang dan tak mau pergi adalah sakitku, ia datang bagai seorang bidadari yang anggun, hampir penuh hati ini dengan namanya namun, aku sadar kita tak sejalan. meski ku sanggup meninggalkanya tapi sulit melupakannya she's my first love.

3. wanita yg mudah datang dan mudah pergi, wanita yg berusaha mendapatkan tempat di hati tapi selalu pergi sebelum singgah walau sebentar. ia adalah nafsuku.

4. wanita yang datang dan takkan ku biarkan pergi, ia adalah harapku. ia yang menuntut cintaku pada Allah dan Rasulnya melebihi cintaku padanya. yg membuatku menangis saat bahagia dan tersenyum saat musibah melanda, setia menemaniku kala senang dan susah, pengasuh yg baik bagi anak2ku, dan terakhir ia adalah istri yg sholehah kado spesial dari Allah subhanahu wa taala.
Lanjut...???

Konspirasi

ia tertuduh ia terfitnah lalu dicela dan dikhianati saudara sendiri.
meski tubuhnya sudah tak lagi diatas bumi, tapi ia terus dihina hingga tak ada lagi darinya yg pantas dihina karena semua telah habis dihina,
jenggotnya yg rapi dan ketulusan yg terbias dari wajahnya yg jujur tak luput dari perlakuan deskriminasi mereka yg terjebak dalam kedunguan yang terbalut perban "kritis" berdarah.
namun ketangguhan pondasi yg telah ia bangun mampu mempertahankan ideologinya hingga saat ini, ideologi "frontal" ingin melepaskan diri dari jeratan konspirasi orang2 gila kehormatan yg membabibuta.
pengikutnya yg lusuh masih saja digerayangi pengabdi2 setan, namun ada juga yg tangguh sekuat karang, entah karena mereka punya tekad yg bulat atau modal nekad hingga nyawanya pun akan mereka korbankan demi kelangsungan dakwah yg suci ini.

okahn. 10 januari 2009
saat2 mempersiapkan ujian term 1 maddah dakwah islamiyah, di masakin suzan mubarok duwaiqoh manshiat nasr cairo mesir. Lanjut...???

Sekeping Hati


rasanya baru beberapa langkah aku meninggalkan sebuah tempat yang sangat indah dan menghanyutkan dimana manusia hidup bersenang-senang. sempat enggan aku mengenyahkan diri dari tempat yang penuh kesenangan dan glamor warna-warni dunia itu, aku tak mau kehilangan sesuatu yang banyak dicari orang dan sangat mudah mendapatkannya. ku telusuri jalan setapak berbatu, berdebu dan berduri ini, sesekali kakiku terasa sakit pada kerikil-kerikil tajam yang aku injak berhenti sejenak dan mengeluh 'seandainya aku tetap di sana', lalu aku membuang kerikil-kerikil itu ke tepi jalan dengan harapan agar orang lain yang berjalan di belakang ku tak merasakan sakit yang sama seperti yang ku alami, aku lanjutkan perjalananku dan kali ini aku sampai di sebuah tempat di mana air mengalir, bening dan teratur, sekeliling aku melihat pohon-pohon hijau dan bunga-bunga indah nan wangi, burung-burung berkicau riang seakan tak berhenti terus mensyukuri apa yang tuhan anugerahkan kepada mereka, tapi aku sadar walaupun ini bagian dari kehidupan, aku tak mau terlalu lama berdiam dan hanyut pada keindahan ini, masih ada sekeping hati yang harus kubawa ketempat yang sangat jauh dan aku yakin jalan yang akan aku tempuh tak akan seperti pemandangan indah saat ini.

kembali aku teguhkan hatiku menapaki jalan-jalan berdebu dan berbatu, sesekali aku terjatuh dan kali ini bukan kerikil yang membuat aku harus tersungkur, ya ada batu, kakiku berdarah....bayangan masa lalu lagi-lagi terbayang di benakku, aku menoleh ke belakang belum terlalu jauh untuk kembali,"tidak....aku tidak boleh kembali" aku berusaha meneguhkan hatiku untuk meneruskan perjalanan ini, aku teruskan langkah kakiku menelusuri jalan sepi setelah ku singkirkan batu yang membuatku terjatuh beharap tak akan ada lagi orang yang tersungkur karenanya.

banyak orang bilang "ngapain lewat jalan itu!!! lurus tapi tak mudah sampai ke ujungnya, bisa-bisa kamu mati sebelum bisa melihat ujungnya", kurasakan memang tak mudah melangkah di jalan yang terbentang lurus ini, banyak rintangan yang tak mudah dilalui, terkadang keluhan karena putus asa dan rasa sakit kerap datang menyerang dan melumpuhkan asa yang selama ini ku bangun dengan susah payah.

tiba-tiba langkahku terhenti, ada suara deru langkah kuda dari belakangku, seseorang berkuda kulihat dari kejauhan semakin dekat dan mendekat ke arahku, dia berhenti tepat di sampingku dan berkata "kawan...apa kau hendak menelusuri jalan ini dengan hanya berjalan kaki dan tanpa bekal yang cukup?...kawan...aku bisa membagi kemudahan ini untukmu, kita tunggangi kuda ini bersama-sama", aku tersenyum dan sangat bersyukur bisa mendapatkan tumpangan di jalan sunyi ini dan aku tak mau kesempatan ini sia-sia, diatas kuda kami berdua bercerita panjang tentang tujuan kami melakukan perjalanan ini, ternyata tujuan kami sama untuk mewujudkan sebuah impian mulia yang tak semua orang bisa mewujudkan itu, dan....tak pernah kami sangka, langkah kaki kokoh sang kuda akan berhenti disini, ya...ada batu besar yang menghalangi jalan di depan kami dan tak mungkin dilewati kuda juga tak mungkin kami pindahkan ke tepi jalan, saudaraku penunggang kuda mulai meneteskan air matanya, "kawan..mengapa kau menangis? bukankah kau bisa turun dari kudamu lalu kita teruskan perjalanan ini dengan berjalan kaki?", begitu aku berkata, dia jawab "aku kecewa kawan...mungkin perjalanan ini aku sudahi disini saja aku akan kembali, kau mau kembali?", sejenak aku berfikir sebelum berkata "tak mungkin kawan...sudah terlampau jauh aku berjalan, pangkal sudah jauh dan tak terlihat lagi aku tetap pada pendirianku kawan!!", dia berkata dalam keputusasaannya "ya...pangkal memang sudah jauh tapi ujung juga belum terlihat, kukira hanya akan ada kerikil, duri dan batu-batu kecil saja yang akan mewarnai perjalan ini, ternyata.....!!!aku yakin akan ada banyak lagi ujian dan rintangan setelah ini, mungkin batu karang atau binatang buas atau yang lainnya dan tak mungkin bisa kita hadapi, ayolah kawan kita kembali!!!!"

dalam keraguan aku coba meyakinkan diriku sendiri aku berkata "aku tetap akan melanjutkan perjalanan ini kawan", untuk terakhir kali dia mengatakan "baiklah kawan...kalau kau tetap akan melanjutkan perjalanan ini, aku titipkan sekeping hati ini untukmu semoga kau selamat dan mewujudkan impianmu... selamat tinggal", dia melambaikan tangannya, dengan kuda kencang yang semakin jauh dari pandanganku. Ku pejamkan mata sejenak, ku genggam erat sekeping hati ini dan ku berdo’a smoga aku bisa membawanya berlari hingga sampai ke tempat yang aku tuju. Amin….
Lanjut...???

Cosmetic Religion

"Sebuah Renungan Tentang Realita Kita"

Allah swt. menarik selimut Nabinya yang terlelap “ya ayyuha al-muddatsir, qum fa andzir, wa rabbuka fa kabbir, wa tsiabaka fathohhir, wa ar-rujzah fahjur…”. Surat Al-Muddatsir ini seharusnya menyadarkan kita yang hanya terdiam saat agama ini dirong-rong musuh, saat penganutnya diadu domba dan saat Syariatnya dibuat bahan lelucon pemikiran-pemikiran liar. Ataukah hati ini, jasad ini sudah mati rasa karena terlalu lama duduk bersama pendusta.
Serum yang telah berhasil disuntikkan di dada dan kepala umat Islam sudah cukup menjadikan Agama ini hanya sebagai kosmetik yang hanya menampakkan keindahan di luar saja.
Coba kita perhatikan pernyataan-pernyataan di bawah ini;
“ ada jarak yang semakin melebar antara nilai-nilai yang diajarkan agama dengan realitas yang terjadi di tengah masyarakat. Memang nampak sepintas, kini kita banyak menemukan sekolah mulai dari jenjang taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi yang memakai embel-embel agama di belakang namanya. Rumah-rumah ibadah seperti mesjid bertebaran hingga pelosok-pelosok desa.. Acara-acara keagamaan, semacam tabligh akbar, istighasah, ceramah atau khutbah para da’i kondang menghiasi program radio dan layar televisi kita. Tetapi hal itu semua masih harus dibuktikan efektifitasnya. Alih-alih berhasil menggerus kemungkaran, secara kualitas modus dan praktek kejahatan kian hari kian mengalami sofistikasi. Jangan-jangan orang yang menyaksikan acara-acara semacam itu memperlakukannya sebagai “instrumen katarsis” belaka. Persis seperti kita meyaksikan konser musik atau nonton film di bioskop, di mana tujuan paling utama orang datang ke sana adalah untuk memuaskan kebutuhan entertainment mereka.”
Satu dari sekian banyak pernyataan tentang wajah Islam dan Muslimin saat ini, namun pernyataan-pernyataan tersebut menjadi tak berarti kalau kita hanya mengangguk-anggukkan kepala tanpa ada keinginan memperbaiki diri, padahal itu semua merupakan kritikan tajam bagi kita para penuntut ilmu dan calon da’i yang sedang mempersiapkan diri di prantauan.
Mari renungkan realita yang terjadi sekitar kita, fenomena biasa yang lama-kelamaan membatu menjadi karakter dan begitu melekat pada kehidupan generasi muda Islam seperti kita. Sadar atau tidak kita mulai malu-malu menampakkan keislaman bahkan Amr Ma’ruf Nahi Mungkar sebuah jargon yang mulai tabu dibicarakan.
Sebagai bahan renungan saya (penulis) akan mencoba menghubungkan antara beberapa firman Allah swt. dalam surah al-muddatsir dengan realita yang terjadi pada diri kita, bahwa kita masih membutuhkan hal-hal kecil sebut saja itu Tadzkirah. Saling mengingatkan adalah budaya umat Islam yang seharusnya dilestarikan sampai dunia ini berakhir, Firman Allah swt. “wa Tawashaw bi al-haqqi wa tawashaw bi ash-shabri” dan “ta’awanu ‘ala albirri wa attaqwa wa la ta’awanu ‘ala itsmi wa al-‘udwan” sudah cukup menjadi alasan yang kuat kenapa kenapa kita harus saling mengingatkan, belum lagi hadits-hadits Rasulullah saw. yang berkaitan dengan hal tersebut.
Sederhananya, Pada awal surah Allah swt. menyadarkan Nabi Muhammad saw. untuk bergegas dan kembali berdakwah, sebuah perintah yang masih berlaku sampai saat ini agar kita tidak bersembunyi di balik selimut. Selanjutnya pada ayat 18-25 Allah swt. menyebut kisah Walid ibn al-Mughira yang hampir saja masuk Islam Karena kekagumannya terhadap Al-Qur’an namun, karena terpengaruh lingkungan yang antipati kepada Islam akhirnya Walid ibn al-Mughira ini berpaling dari hidayah karena sugesti yang salah.
Sebuah pengakuan “Mujrimin” tentang sebab-sebab mengapa mereka menghuni neraka “Saqar” juga disebutkan pada ayat 41-46, kalau kita simpulkan kira-kira seperti ini:
Sebab pertama; pribadi yang ringkih. “Qalu lam naku minal mushallin” bukan termasuk golongan orang-orang yang shalat bukan berarti tidak melakukan shalat atau meninggalkan shalat, mungkin saja kita masih termasuk orang yang tidak memperhatikan kualitas shalat atau mungkin shalat kita jadikan hanya sekedar formalitas. Lebih dari itu, sadar atau tidak kita mulai sinis terhadap orang yang dekat dengan masjid dan selalu menjaga shalat, kenapa?
Sebab kedua; kepekaan sosial yang tumpul. “walam naku nuth’imu miskin” kalau kita terlalu lama mempertahakan pribadi yang ringkih ini tanpa ada niat mengobatinya, maka hal ini akan merambat pada kehidupan bersosial kita, hidup sendiri-sendiri dan cuek dengan problem sosial yang seharusnya kita bias terlibat didalamnya.
Sebab ketiga; lingkungan dan teman-teman yang tidak Islami. “wa kunna nakhudlu ma’al khaidlin” ketika sebab pertama dan kedua dibiarkan berlarut-larut maka akan muncul lingkungan atau komunitas yang terdiri dari orang-orang “penjaja” Fasad yang menciptakan bahasa gaulnya sendiri, jauh dari kebenaran dan menentang kemapanan. Sedangkan Agama dianggap bagian dari kemapanan.
Sebab keempat; mengingkari hari pembalasan. “wa kunna nukaddzibu bi yaumiddin” sebuah pengingkaran terhadap salah satu inti dari ajaran yang mulia ini, padahal perintah beriman kepada yang ghaib lebih didahulukan daripada melaksanakan ritual ibadah.
Hingga saat penyesalan itu tiba, kita akan sadar bahwa setiap ayat-ayat yang Allah swt. tampakkan kepada kita adalah “Tadzkirah”. Saling mengigatkan itulah hal kecil yang terlupakan bahkan tabu dibicarakan, semoga kita tidak termasuk orang-orang yang lari dari peringatan ini, seperti himar yang terbirit-birit karena di kejar singa.
Sebuah pesan mulia untuk para calon da’i di kampung halaman nanti, dari Alm. Ust. Rahmat Abdullah akan menutup tulisan kecil ini “karena dakwah bukan obral candu, perlu diuji ulang. Cukup tajamkah telinga ini mendengar krucuk perut yang hanya berisi angin. Cukup sensitifkah mata ini memandang seseorang yang membisu dalam kelaparannya yang sangatdan isterinya yang gemetar menanti rizki yang datang dengan sabar”.
Lanjut...???

Luapan Isi Hati

Kalau tidak karena ini mungkin aku masih tertidur pulas pagi ini, ah….pikiran ini selalu mengganjal di otakku, gak tau apa sebabnya akhir-akhir ini otakku selalu penuh dengan realita-realita yang terjadi dalam kehidupan yang tengah aku dan orang lain jalani, dan mungkin otakku sudah penuh hingga mataku susah dipejamkan batinku selalu berbicara, sedari tadi aku hanya bolak-balik di tempat tidur saja, akhirnya aku punya ide bagaimana kalo aku abadikan segala sesuatu yang aku pikirkan saat ini. Sekarang aku duduk di depan computer, segera aku tumpahkan unek-unek yang ada di kepalaku, mungkin akan ada orang yang setuju dan mungkin ada orang yang tidak tapi yang jelas inilah isi hatiku.

Aku adalah seorang mahasiswa yang hidup di antara berbagai macam corak budaya, pemikiran, pergerakan dan berbagai macam cara orang memandang agama dan kehidupan. Ada orang yang katanya moderat, liberal, fundamentalis, ekstrimis, emansipatoris dan berbagai istilah lainnya, ehmm…dari mana istilah itu diambil dan apakah semua orang sepakat akan definisi dari istilah-istilah itu aku juga tidak tahu, salut untuk orang-orang yang tidak terjebak dengan istilah-istilah kelompok tersebut. Memang di antara kelompok-kelompok itu ada perbedaan yang sangat mencolok, sebut saja kelompok yang mengaku dirinya paling getol dengan Al-quran dan Hadits, mereka yang selalu bekumpul dalam ta’lim membahas masalah-masalah keislaman mengkaji Al-qur’an dan Al-Hadits, ciri-ciri fisiknya berjenggot dan berpakaian di atas mata kaki, aku suka gaya hidup mereka yang selalu bersih, wangi dan selalu menjaga kesopanan, aku juga suka dengan cara mereka mencari ilmu kalo ga salah dikenal dengan istilah rihlah ilmi mencari guru atau syeikh dan menerima ilmu dengan cara bertatap muka langsung istilahnya talaqqi, aku juga sangat setuju dengan cara mereka mentashih Hadits dan tatbiq hukum-hukum syariat, “sayangnya” kelompok ini hanya mau menerima wacana dari orang-orang yang mereka anggap sejalan, nah trus dari yang lain? Walaupun dia seorang ulama besar Kalo sudah dinilai tidak sejalan ya no way!! Seberapa kecilpun itu, mungkin itu yang menjadi sebab mengapa mereka sangat kaku pada sebagian masalah kontemporer, mungkin sebagian orang saja dalam kelompok ini yang tak mampu membawa agama yang mereka pelajari sebagai solusi kongkrit pada permasalahan kontemporer yang begitu komplit dan kompleks, sebut saja bagaimana mereka menyikapi perjuangan rakyat palestina melawan penjajah sementara pemimpin mereka hanya berdiam dan membiarkan bangsa penjajah mengobok-obok negeri dan rakyatnya, gelar apa yang mereka berikan untuk orang palestina yang berjuang mempertahankan harga diri mereka sebagai manusia, berjuang untuk mendapatkan hak demi kehidupan yang lebih layak, dengan dalil telah menentang pemerintahan umat muslimin, gelar Khawarij yang mereka sandangkan kepada para pejuang palestina, pantaskah?. Belum lagi mereka yang menafikan Politik (pro dan kontra) akan tetapi belakangan mereka mulai membolehkan, ada apa ini? Apakah mereka tidak menginginkan sebuah pemerintahan yang bersih dan jujur dari kelompok umat muslim yang menjanjikan syariat islam sebagai undang-undangnya? Atau mereka ingin mempertahankan pemerintahan yang lalim dan serba tidak terbuka demi sebuah keamanan jalan dakwah mereka, asal tidak mengoreksi rezim penguasa? Atau mereka pikir dakwah mereka akan ditutup kalau kelompok yang bercita-cita ingin menegakkan syariat islam menduduki pemerintahan?. jika Islam itu sesuatu yang bukan politik, bukan sosial, bukan ekonomi dan bukan peradaban lalu apa itu Islam? apakah ia hanya raka'at-raka'at kosong tanpa kehadiran hati? atau ia hanya lafadz-lafadz seperti yang dikatakan Rabi'ah Eladawiyah "Istighfar yang butuh kpada Istighfar", hanya untuk itukah Al-Quran di turunkan?oh tidak..Al-Quran terlalu sempurna untuk hal-hal yang begitu sempit. Ehm…atau ini hanya sebuah rivalitas dua kelompok yang berbeda? wallahu a’lam.
ada lagi yang sungguh tidak pantas bagi orang-orang yang berilmu seperti mereka yaitu seringnya mereka menghujat dan menjelek-jelekan ulama-ulama besar yang sudah familiar di telinga kita, memang pada hakikatnya ulama-ulama tersebut juga seorang manusia yang tak terlepas dari kesalahan, bahkan seorang Ulama sekaliber Syeikh Bukhari RA juga tak lepas dari koreksi mereka yang menurutku berlebihan, dan banyak lagi Ulama-ulama yang mereka kritisi dengan berlebihan bahkan mereka hujat habis-habisan, aku malah yakin ada konspirasi yahudi yang mungkin sebagian mereka tidak menyadarinya. padahal setauku mereka sangat lihai berbicara masalah hukum dan agama tapi kenapa saat mereka "anggaplah" tidak suka dengan satu kelompok, mereka tidak berusaha bertabayyun bahkan dengan semangat membeberkan kesalahan saudaranya sendiri. kami biasa menyebut mereka “kelompok Salafi” dan “Ikhwanul Muslimin” yang kami sebut sebagai rivalnya, mengapa?......aku belum banyak tahu tapi aku akan mencari tahu. Tentang Ikhwanul Muslimin atau yang biasa kami sebut “IM”, tidak banyak yang aku tahu dari kelompok ini, masalahnya di mesir yang katanya pusat IM ini, mereka tidak terang-terangan melakukan aktivitas sebagai sebuah organisasi IM, malah tidak ada satupun orang mesir yang mengaku dirinya bagian dari IM atau mereka akan ditangkap (maaf) bahkan dibantai persis seperti orang yang menentang rezim orde baru di Indonesia, tetapi belakangan yang aku tahu IM sudah menjelma menjadi sebuah partai politik dan sudah mulai merangkak ke atas, dari gambaran ini mungkin anda sudah bisa meraba-raba bagaimana rivalitas antara kelompok Salafi dan IM, dan pro rezim Pemerintah (kalo boleh aku tambahkan di sini).

Bagaimana dengan kelompok Ummatut Dakwah? (setauku Ummatut Dakwah bukan istilah yang dipakai untuk Da'i tapi untuk Mad'u) Mereka biasa dikenal dengan Jama’ah Tabligh, pada diri mereka tidak aku temukan yang menurutku merupakan sebuah konspirasi umat non muslim, menurutku mereka hanya bercita-cita menyampaikan kebenaran dan berbuat baik kepada manusia meskipun terkadang terlalu memaksakan sampai-sampai membuat-buat dalil sendiri atau hadits-hadits Maudlu’ (mungkin sebagian orang) agar bisa diterima, tentu ini juga tidak bisa sepenuhnya dibenarkan dan tidak sepenuhnya ditinggalkan karena Motto mereka adalah “amar ma’ruf nahi mungkar” meski mungkin ada orang yang kurang cocok dengan cara mereka berda’wah. Tapi ‘ala kulli hal aku salut dengan perjuangan dan pengorbanan dalam jalan da’wah mereka.

Kemudian datang sekelompok orang yang notabene anak-anak muda dan mengaku dirinya sebagai kelompok intelektual muda kontemporer, mereka mengusung pluralisme sosial sebagai solusi yang kata mereka agama sudah tidak mampu menampung permasalahan kontemporer yang begitu kompleks, diam-diam mereka memaksakan Pluralisme Agama yang mengatakan bahwa smua agama sama dengan alasan demi terciptanya keharmonisan antar umat beragama dan tidak ada lagi satu pihak meng-klaim dirinya paling benar dan yang lain salah, padahal ujung-ujungnya merekalah yang merasa paling benar sendiri, sampai2 mereka sperti punya agama baru..ya..agama pluralisme yang mereka sembah-sembah dengan dalih memperjuangkan kebenaran mereka telah memburamkan kebenaran itu sendiri. parahnya lagi mereka mulai menafsirkan Al-qur’an dengan bebas sebebas-bebasnya atau kalo menurutku seenak perutnya sendiri, mereka juga mengoreksi Al-Qur’an dan Agama Islam yang mereka anut lalu menarik kesimpulan bahwa keduanya sudah tidak lagi relevan dengan zaman, bahkan belakangan mereka lebih gila lagi dengan menghalalkan apa yang seharusnya haram dilakukan orang muslim lihat saja bagaimana mereka menghalalkan pernikahan sesama jenis yang menurut mereka sesuatu yang lumrah dan sesuai dengan fitrah manusia, Astaghfirullah…bahkan mereka mengejek Nabi Luth AS dengan membabi buta mereka menyebut Nabi Luth AS hanya sekedar sentiment.

Berikut aku kutip statemen mereka tentang Nabi Luth AS dan kaumnya: mereka menyebut Semua itu tidak lepas dari faktor kepentingan pribadi Nabi Luth AS, yang gagal menikahkan anaknya dengan dua laki-laki, yang kebetulan homoseks, tentu Luth amat kecewa Luth kemudian menganggap kedua laki-laki tadi tidak normal. Istri Luth bisa memahami keadaan laki-laki tersebut dan berusaha menyadarkan Luth. Tapi Luth, malah menganggap istri yang melawan suami dan dianggap mendukung kedua laki-laki yang dinilai Luth tidak normal. Kenapa Luth menilai buruk terhadap kedua laki-laki yang kebetulan homo tersebut? Sejauh yang saya tahu, Al-Quran tidak memberi jawaban yang jelas. Tetapi kebencian Luth terhadap kaum homo disamping karena factor kecewa karena tidak berhasil menikahkan kedua putrinya juga karenaa nggapan Luth yang salah terhadap kaum homo. Mereka juga menyebut bencana yang kemudian memusnahkan kaum negeri Sodom itu hanya sebuah bencana alam yang kebetulan terjadi ditengah kekecewaan Nabi Luth AS dan bukan karena adzab Allah, bahkan mereka menganggap orang yang tidak mengakui bahwa hubungan seks dengan sesama jenis itu sesuai dengan fitrah manusia, adalah orang yang tidak normal dan hanya melihat agama secara given taken for granted dan tidak kritis. Hahahahahahaha aku tertawa ketika membaca tulisan ini di sebuah email yang dikirim dari temanku.
Astaghfirullahal Adzim....
Lanjut...???