sTory oF mE "Mesir & Al-Azhar"


buat kawan2 dan sahabat2 yang sedang menjalankan imtihan di Universitas Al-Azhar izinkan aku membagikan pengalaman yang tak lebih dari sekedar apa yg aku rasakan selama aku ada di sini...di mesir dan al-azhar yang renta.

dulu aku bahkan belum menyentuh selembar diktat (muqorror) pun saat ujian menjelang, sedangkan teman2 yang lain bukan hanya benar2 matang menguasai mata pelajaran, akan tetapi mereka juga siap menjawab rentetan soal yang akan diujikan di Al-azhar nanti. aku tidak menyalahkan kebiasaan buruk di pesantren yang hanya "belajar" ketika besok ujian, aku hanya tidak mengerti kenapa waktu itu aku rela untuk "gagal" dalam ujian pertamaku di al-azhar.

saat ujian term 2 (musim panas) masih juga begitu, besok ujian...tapi aku masih sempat ke warnet di sore hari, padahal tahun itu friendster aj masih kalangan tertentu apa lagi fesbuk...masih blm lahir kalee..!!

pengumuman hasil ujian sudah di tempel dipapan pengumuman kampus, semua orang membicarakan itu, semua orang saling bertanya-tanya bagaimana dg natijahmu??
aku tak perduli dg semua itu, aku bahkan hanya mengira-ngira berapa maddah yg aku bawa...6 ap 8 ya?? ternyta benar...aku membawa 8 maddah pas sesuai dg perkiraanku, satu hal "aku tidak melihat natijahku sendiri, seorang teman tlah melihatkan dan mencatatkannya untukku". yg jelas meskipun aku tidak sedih dg natijah itu, tapi aku juga tidak bahagia.

tahun kedua, aku berusaha untuk mengejar ketertinggalan...aku belajar dua kali lebih cepat dan dua kali lebih banyak daripada frekuensi belajarku di tahun sebelumnya..!! berusaha untuk tidak selembarpun dari diktat tertinggal dan tak terbaca, meskipun sebenarnya kadang2 aku tdk mengerti. lagi2 saat hasil ujian diumumkan, aku dinyatakan gagal...aku hanya mampu meloloskan 4 maddah sedangkan yg 4 lgi masih nyangkut. saat itu bukan hanya sesal, bahkan aku malu saat smua orang membicarakan natijah, ya....predikat istitsna'i (dua kali ga naik kelas berturut-turut) bagiku sangatlah memalukan, tapi aku harus rela menyebutkannya ketika ditanya, krn aku tidak mungkin menyembunyikannya, atau...aku kan menjadi pembohong seumur hidup...aku sadar tahun ini aku terlalu percaya diri (over convidence) dg usaha yg masih pas-pasan.

tahun ketiga, sebagian teman2ku sudah menjajal syu'bah di tingkat tiga, sebagian lain msih tingkat dua, tapi lumayan daripada aku yang masih tingkat 2 dan berada diujung tanduk. sial....4 maddah yg kubawa ternyata ketambahan 2 maddah baru, ekspektasiku kian surut dan kepercayaan diriku ambruk seketika, mungkin orang melihatku masih bisa tersenyum, tetapi sebenarnya hatiku menjerit....

kemudian aku dijemput untuk tinggal di sebuah asrama pelajar asing milik swasta, terus terang aku yang tak pernah berharap tinggal di asrama krna sudah 6 tahun di pesantren, terkejut dengan penawaran yg sekonyong-konyong langsung "menculikku" tanpa memastikan penawaran itu aku terima tao tidak. tapi inilah mungkin yg disebut rizki Allah itu tak terkira, alhamdulillah di asrama ini aku dipertemukan dengan orang2 yg rajin dan tekun, mereka berhasil menciptakan atmosfer dan sikon belajar yang menggugah hatiku...aku menemukan trik2 dan cara belajar yg efektif, aku juga menemukan cara untuk menaklukkan soal2 al-azhar yg selama ini susah untuk ku jinakkan. membaca, diskusi, merangkum dan menghafal adalah cara kami belajar di asrama ini. dengan metode ini aku lebih bisa memahami diktat dengan terperinci......

aku menatap ujian hanya dengan berbekal pemahaman diktat dan beberapa hafalan saja, tanpa sedikitpun rasa percaya diri yg aku genggam, terus terang aku sudah pasrah jika harus di D.O dan dilempar ke fakultas lain..!! ah sudahlah yang penting aku ikut ujian dulu, aku juga siap pindah ke daerah dan memulai hidup baru nanti..!!

waktu pengumuman datang...meskipun aku sudah pasrah tapi tetap saja jantungku berdetak sangat kencang, bahkan dalam perjalana ke kampus aku benar2 kikuk dan tak mampu berkata-kata, seorang temanku menertawaiku krn wajhku terlihat pucat...aku benar2 takut waktu itu, ketegaranku benar2 dipertaruhkan di sini, tanganku dingin, suaraku bergetar, langkah kakiku lemas...dan lainlain

alhamdulillah..........tahun ini aku naik, ya...gpp lah meskipun msih membawa 2 maddah......alhamdulillah, aku tidak jadi menjalani kehidupan baru di daerah...!! tapi perlu diketahui, aku blm menemukan rasa puas.

tahun keempat, aku menjalani hari2 di bawah tekanan musyrif di asrama..kadang jengkel, kadang juga aku merasa sangat butuh dengan perhatian berlebih seperti itu. apalgi saat ujian menjelang, aku sperti terkekang dengan suara2 paksaan bahkan terkesan meremahkan aku dan smua orang di asrama waktu itu...kadang juga aku merasa usaha kita bukan untuk kita sendiri, tetapi untuk membungkam mulut2 mereka.

ya...tapi dalam banyak hal, aku sangat menikmati suasana belajar di asrama ini, bimbingan intensif dan belajar bersama sangat efektif dan menghemat waktu.

kali ini perasaanku saat menjalani imtihan, tidak seperti waktu2 yg lalu, aku lebih santai dan enjoy dengan suasana ujian. seolah-olah aku sudah sangat menguasai diktat dan sangat hafal dengan alur soal2 dalam ujian...dan alhamdulillah tahun ini tidak ad lagi yg namanya rosib tercatat dalam diary kehidupanku, ya...aku naik ke tingkat 3, dan kebetulan nilai setiap maddahnya ditempel, dan aku sangat puas dengan nilai2ku...hemm kcuali satu maddah yg sangat jelek, ternyata setelah ku ingat2 di maddah ini aku apes...soal ada 5 tpi aku lihatnya 4. nomr 1 dan 2 kujawab dg mantab, lalu nomr 3 terlewatkan sedangkan soal nomer 4 dan 5 kujwab dengan "insyallh" benar tetapi...di kertas jawaban dua2nya tertukar menjadi jawaban nomer 3 dan 4...hah...tapi gpp lah aku cukup puas dengan ujian th ini..

tahun kelima. aku keluar dari asrama sesaat setelah aku memastikan diri menginjak tinggat 3 dan masuk dalam jurusan dakwah wa tsaqofah islamiyah...aku sangat berterima kasih pada pihak asrama yg selama ini membantuku meraih apa yang sempat ingin aku lepaskan, mereka menghadirkan harapan2 baru buatku, memberikan apa yg aku butuhkan, mempertemukanku dengan teman2 yang baik, para dermawan yg tak pernah mencatat kebaikan mereka..dan tentu saja aku mendapatkan sesuatu yg istimewa dari asrama ini, menghargai ujian dengan semangat..smoga Allah mengganti kebaikan kalian semua dengan yg lebih baik.


ujian tahun ini juga terasa berbeda...bukan suasananya yang berbeda, akan tetapi mata pelajarannya yg berbeda karena lebih fokus ke syu'ah yg aku pilih, kata orang maddah di syu'bah dakwah lebih mudah daripada di syu'bah lain. mungkin saja ada benarnya, akan tetapi ketika dilihat dari luarnya saja, ketika dibaca maka tidak ada bedanya dengan yang lain...ya kalo ga belajar sama aja ga bakaln bisa jawab soal2 ujian..!! bahkan maddah syu'bah dakwah lebih mencakup segala aspek dan bisa langsung diaplikasikan dalam kehidupan nyata dan bukan hanya teori. mulai dari wawasan2 klasik sampai wacana2 kontemporer ad di sini....

aku masih belajar dengan metode yg pernah aku pakai di asrama dulu, hanya saja untuk belajar kelompok aku tidak bisa, krn yang sejurusan tinggalnya agak jauh..!!! aku hnya mengupayakan informasi2 yg didapat tmn2 dari kuliah, soal2, catatan2 dan tentu saja yg paling ditunggu-tunggu adalah tahdidan..haha..dan tentu saja aku berusaha untuk memahami diktat secara menyeluruh.

pertengahan ujian term 2 aku mendapat kesempatan tinggal di asrama buus atau bahasa kerennya islamic mission city...sekamar dengan seorang teman yg sejurusan dgku jdi...alhmdulillah bisa berbagi pemahaman diktat. terus terang pada ujian tingkat 3 ini aku tidak terlalu yakin dengan hasilnya nanti, mungkin krn aku menjawab soal dengan bahasaku sendiri dari hasil pemahan, sama sekali tidak sama dengan bahasa buku/diktat.

dan pada saat pengumuman diturunkan, aku sedang "bertugas" sebagai juru masak di sebuah restoran, seorang teman menelponku katanya natijah sudah turun, dia rosib...lalu dia mananyakan nomerku dan dia menemukannya. hal pertama yg aku tanyakan ke dia adalah berapa maddahku yg tertinggal?? dengan deg-degan aku menunggu jawabannya..."mabruklah najah, sisa dua maddah"..alhmdlillah tak terasa mataku basah...aku langsung teringat ibundaku "ibu aku pulang tahun depan"...ya akhirnya aku menjejakkan kaki di tngkat 4 juga...artinya ekspektasiku untuk lulus langsung semakin tinggi, tak apa meskpun selalu naik dengan maddah yg tertinggal...kata mereka jika kita naik di al-azhar dengan masih meninggalkan maddah maka kita kan sulit keluar dari jeratan (manqul bi maddah au bi maddatain), bgtu juga klo mampu menalukkan Jayyid, maka selanjutnya akan mudah mendapatkannya lagi..!!

kebahagiaanku sungguh tak tertahan..akhirnya aku persembahkan smua ini untuk ibundaku yg selalu mendoakanku.

saat hati gundah
semua terasa sangat berat
resah, gelisah diantara bangunan2 harapan yg hampir runtuh
goyah diterpa angin yang berwujud keterbatasan
mega2 yg semakin hari semakin kelam

aku lelah dan kedinginan
duduk besimpuh di bawah payung2 doa
gemetar dan pucat menghiasi bibir penuh dosa
hanya keyakinan yg mampu menahan sgala keluhan

saat kilatan cahaya muncul dg tiba2
seketika lorong2 itu terlihat jelas
menghadirkan setitik rasa percaya diri
dan...sedikt kebahagiaan

senang datang menarik tanganku
menengadahkanku dan menyadarkanku
ini untukku, tapi bukan milikku
aku bersujud padaMu Tuhan...

jujur...
bila aku harus membagikan rasa ini
akan aku bagikan ini untuk Ibuku
jika aku harus menangis karn rasa ini
aku akan menangis di pangkuan Ibuku

jika aku harus berteriak dg kebahagiaanku
aku akan berteriak>>>
terimakasih Ibu...Tuhan mendengar doa di sujud malammu yg mengalir
bersama air matamu.
terimakasih ibu...suaramu menentramkan hatiku
terimakasih ibu...belaianmu menguatkan langkahku
terimakasih ibu...nasehatmu meyakinkan aku mencapai cita dan cinta
terimakasih ibu...yg mengerti keterbatasanku
terimakasih ibu...tlah mengajariku bahwa kepercayaan itu bukan dibuat
tapi dilahirkan

_______________________

tahun keenam, kuharap ini adalah tahun terakhir
dimana aku mulai tak kerasan lagi di mesir yang semakin kusam..!! akan tetapi ekspektasi yg berlebihan dan bayang2 pulang membuatku susah berkonsentrasi dalam ujian, sperti ada beban yg sangat berat di pundakku, selalu ada yang membuyarkan konsentrasiku.

kekhawatiranku benar2 terjadi....aku harus mengrungkan niat untuk secepatnya berkumpul dengan keluarga. aku bahkan tidak berani memberitahu keluarga jika aku gagal dan tidak lulus tahun ini.

pada akhirnya aku harus jujur dengan kegagalanku...meskipun berat dan pahit aku mengirimkan email kepada kaluargaku di rumah..

kpd yg terhormat
kluarga tercinta di rumah

assalamualaikum wr. wb.

salam rindu teriring doa penuh cinta dan hormat...segala puji hanya milik Allah sang pencipta langit dan bumi, sholawat serta salam kpd suri tauladan umat manusia Muhammad saw....smoga kluarga di rumah senantiasa berada dlm hidayah dan keberkatan-Nya. amin

jika aku tuliskan surat ini pada selembar kertas, mungkin takkan pernah sampai dan takkan terbaca, krn air mata tak terbendung tlah mengalir membasahinya.

jika bukan krn kekuatan cinta dan harapan yg selalu setia
menemani perjalannku..mungkin aku tak mampu lagi berdiri diatas dua kaki-ku.

jika bukan krn rasa rindu yg sekian lama kian meledak-ledak, aku
takkan mampu menuliskan ini.

jika kekecewaan memang tercipta diatas muka bumi ini, maka
orang yg sangat merasakan pahitnya rasa itu adalah aku, krn
hanya aku yg bisa merasakan perasaanku sendiri.

kurang lebih 13 th sudah aku mengembara mengejar cita2,
selama itu juga dukungan dan harapan selalu menyokong agar aku tetap maju dan bertahan...warna-warni dan kerasnya
kehidupan yg ku alami tidak akan mampu ku hadapi kalau bukan karna kemurnian cinta dri keluarga yg menyayangiku.
cinta itu telah mengajariku untuk mengerahkan sgala kemampuan yg aku miliki untuk menggapai cita2,
dan cinta itu pula yg membuatku selalu menolak untuk menyerah. sudah tak terhitung berapa biaya yg telah ku habiskan, pun jua hari2 ku lewatkan tanpa mereka di sekelilingku...sungguh kalau bukan krn diri ini telah berkali-kali jatuh dan bangun dlm setiap musim, mungkin aku takkan setegar ini.

aku yakin ini Tarbiyah....

tapi...semakin lama, kekhawatiran semakin merongrong urat
nadiku, kekhawatiran harus dengan apa aku mengganti smua
kasihsayang dan jasa2 kluargaku di sana?? setiap hari aku
hanya merasakan kekurangan2 yg semakin tumbuh ddalam diri, aku takut...hanya akan membawa "kekurangan2" itu saat aku kembali dri pengembaraan panjang ini.

tahun ini aku merasa berada diatas angin...setiap hari aku
bermimpi duduk dan bercengkerama bersama keluarga tercinta di rumah, melepas rindu dan bercerita ttg perjalan panjang yang aku tempuh.

sayang....ketakutan yg selama ini aku buang jauh, ternyata terjawab sudah, aku dinyatakan gagal lulus th ini...antara percaya dan tidak, aku berusaha untuk tetap tegar dan tersenyum pada diriku sendiri. namun ad yg tak mampu ku
sembunyikan...rasa malu pada keluarga yg selama ini selalu sabar dan mensupport smua kebutuhanku, rasa malu yg
membuatku menangis dimalam hari dan merasa bersalah di siang hari.

untuk smua kluarga di rumah....ananda mohon maaf tlah mmbuat smua kecewa.dan pertemuan kita tertunda lagi.

demi Allah ananda tidak menyalahkan siapapun, termasuk
nanda tidak pernah menyalahkan takdir, nanda yakin ini adalah hasil terbaik dari usaha yg nanda lakukan, dan
sepenuhnya nanda menerima keadaan yg tlah nanda buat sendiri. dalam kekecewaan itu hanya ada satu kalimat
penghibur yg selalu berusaha menenangkan hati nanda.."smoga ini semua ada hikmahnya"

sekali lagi nanda mohon maaf yg sebesar-besarnya untk kluarga di rumah. doakan smoga th depan kita benar2 bisa
berkumpul kembali dalam keadaan sehat wal afiat...amin

wassalam

hormat ananda/adinda
A. Syaukani

____________________________

bahkan aku harus kehilangan orang yang sangat aku cintai dan sangat berarti di dunia ini untuk selama-lamanya, ya ibuku telah pergi menghadap Dzat yg menciptaknnya dan selalu diserunya siang dan malam untuk kebahagiaan anak-anaknya.

kini...aku hanya berharap 5 maddah yang aku bawa mampu aku habiskan dalam kurun setahun ini...ya aku tak ingin lagi pertemuan dengan keluargaku tertunda lagi..

sahabt2 yg sudi membaca ceritaku ini...ceriita kegagalanku bukan untuk ditiru kawan...tapi cobalah ambil pelajaran bahwa ujian di al-azhar ternyata tidak sesulit apa yg kita bayangkan, yg sulit adalah menaklukkan rasa malas dan bagaimana menghapus ke-pasrah-an atas predikat rosib. pasrah hanyalah sebuah sikap seorang yang menyesal kenapa tidak memprsiapkan diri sebelum berperang. percaya diri memang diprlukan karn orang hidpu harus percaya ddiri, tetapi jika ia berlebihan maka ia akan berubah menjadi kesombongan, sedangkan rasa puas diri dan putus asa akan membuatmu semakin tenggelam dalam keterbatasan. bagi yang sudah terlanjur pasrah dengan rosib, segera bangun dan kibarkan harapan mumpung kita masih muda. dan ketika kita rela meninggalkan orang2 yg kita sayangi demi cita2, maka kita juga hrus rela ditinggalkan mereka untuk selama-lamanya, krn itu smua adalah bagian dari cita2 kita

shioukahn 09-01-11
Lanjut...???

pandangan "Bodoh"


sebuah pandangan bisa saja bermula dari sebuah pujian, bisa juga ia bermula dari sebuah cacian...akan tetapi yang paling penting adalah menerima keduanya jika kita benar-benar tahu apa yang pantas dipuji dan apa yang pantas dicaci, jika tidak maka itu adalah kebodohan yang sangat buruk akibatnya. "apa kita mau menjadi seperti rumput kashta yg berbuah untuk membunuh dirinya sendiri?"

lalu...pernahkah kita dengan serius mempelajari apa yang pernah kita miliki sekarang? hingga harus mengejar sesuatu yang baru, yang bahkan kita sendiri tidak tahu apa kita akan benar-benar mencintainya?

jika kita belum mampu mencintai apa yang kita miliki, kenapa harus mencintai apa yang belum kita miliki?? atau...kita akan selamanya menjadi orang bodoh yang terus-menerus dibodohi? dibodohi orang yang memuji apa yang tidak pantas dipuji, dibodohi orang yang mencaci apa yang tidak seharusnya dicaci.....

hidup memang sekali, akan tetapi selama hidup ini kita punya pilihan berkali-kali...ke barat, ke timur, ke barat lagi, ke timur lagi, ke utara dan ke selatan, semua adalah pilihan...pilihan seorang manusia bisa benar dan bisa juga salah, tidak mungkin kita hanya berdiam dan berdiri di tengah dan menghindari resiko, pilihan itu pasti beresiko. tapi...jika akal sehat berbicara, maka pilihan kita adalah sebuah keyakinan, bukan keraguan, bukan juga semata-mata ke-plong-an semu yang ditawarkan hawa nafsu. karena ketenangan yang hakiki berawal dari hati nurani sedangkan kebahagiaan bukanlah sesuatu yang instan.

ada doa yang sangat bagus dari pak mario teguh

Tuhan Yang Maha Agung,

Kami memohon agar Engkau
menjadikan hati kami rindu dan
cenderung kepada yang benar,
dan waspada terhadap bisikan
untuk mengabaikan kebenaran.

Sesungguhnya kekayaan
hanya bisa dicapai dengan kejujuran,
dan yang selainnya hanyalah harta
yang menandakan besarnya hukuman
yang sedang Kau tangguhkan.

Tuhan,

Rahmatilah kami dengan hati yang jujur,
pikiran yang lurus, dan tubuh yang patuh.

Aamiin


shioukahn
Lanjut...???