trUe stOry, bKn lOve stoRy2

Ujian dan diktat memang bikin bosan dan menjenuhkan, tapi tak apalah toh smua itu bagian dari proses.... daripada melampiaskan kejenuhan dengan hal2 yg tak bernilai dan bikin capek, lebih baik menulis apa yg ada di kepala, siapa tau bermanfaat.

teringat pernyataan seorang teman saat aku tanya dia tentang "bagaimana kriteria istri yang kamu idamkan??" dia diam sejenak....lalu dia balik bertanya "menurutmu prinsip itu apa??" hemmm jawaban yg aneh....aku jawab saja (spontan) prinsip itu semacam niat atau pegangan dasar untuk menimbang langkah yg akan kita tempuh sekarang, besok dan seterusnya. kemudian dia bertanya lagi "menurutmu apa prinsip itu bisa berubah??"...hmmm aku sedikit bingung menjawabnya, tapi akhirnya aku dpt jawabannya meskipun tak sempurna "ya...prinsip hidup boleh saja berubah, demi kebaikan...kecuali aqidah!!)

dia tersenyum dan berkata (kelihatannya dia serius nih!) "kamu setuju bila aku bilang kita punya keinginan dan kita punya prinsip!!", "ya aku setuju!!...lalu apa hubungannya dengan pertanyaanku tadi?"


dia mulai bercerita: "menentukan calon atau istri bagiku bukan hal yang mudah, smua laki2 pasti punya keinginan memiliki seorang istri yang baik, solehah dan cantik, hemmm....yg cantik itu keinginan tapi baik dan solehah adalah prinsip.

aku hanya mengangguk-angguk....dia terus bicara: "aku punya cerita, hanya sedikit teman yg tau cerita ini, dan kamu termasuk yg sedikit itu. aku pernah tertarik pada seorang wanita, dia tetangga flatku, setiap hari aku selalu memperhatikannya, mula2 aku ingin tau namanya lalu nomr tlp rumahnya kemudian nomr hp-nya, smua ku dapatkan dg mudah, sesekali aku mengajaknya makan malam ato minum di kafe. aku bisa merasakan ada respon dan sinyal yg kuat darinya, tpi kemudian aku sadar dan aku harus berterus terang".


aku penasaran dia harus berterus terang tentg apalagi, "bukannya smua sudah jelas??" kataku.

"bukan itu yg kumaksud kawan, kmu sudah lupa tentang prinsip tdi??" lanjutnya. "suatu hari aku menelponnya, kli ini aku akan berterus terang.....sebenarnya aku ingin lebih serius lagi dgmu (menikah), tapi aku belum siap. selain itu (pacaran ato apalah "yg punya istilah lain") aku juga tak sanggup, aku sudah mengutarakan isi hatiku setelah ini anggap aja kita tak pernah kenal, klo memang jodoh kita akan dipertemukan kembali dan satu hal tolong jgn memusuhiku terimakasih.....lalu aku menutup pembicaraan waktu itu".


wah...tega banget sih kamu, "apa kau tau bgmn dia waktu itu?" sambil tersenyum dia menjawab "ntah...mungkin dia tersenyum, ato tertawa ato bahkan menangis". "ah sudahlah...klo toh pun dia menangis krn sakit hati, pasti akan sembuh dlm sehari ato setahun, tapi klo aku teruskan, berarti aku telah menodai prinsipku sendiri dan melecehkan kesucian dia selamanya. apa kmu bisa menangkap sesuatu dari ceritaku ini??""

ya...aku bisa menangkap maksud "pengunduran dirinya" itu, ada kaidah seperti ini "sesuatu yang baik hanya bisa diperoleh dg cara yg baik" kaidah ini diperoleh dari prinsip "sedekah" (sedekah yg baik dari harta yg baik / halal). sahabatku ini tidak ingin melanggar prinsipnya yaitu ingin memiliki istri yg solehah, di sana dia sadar bagaimana mungkin aku dapat istri yg solehah sementara aku tidak soleh??ato melalui proses yg tidak benar (melanggar syari'at). bukankah hubungan antara laki2 dan permpuan yg tidak ad ikatan (muhrim ato pernikahan) diharamkan dalm agama kita?...tak harus mengorbankan hal yg prinsipil demi sebuah keinginan.
begitu kira2 maksud dri cerita shabatku tdi.

jodoh memang Allah swt yg menentukan, tpi percayalah kita hrus tetap memilih. klo memilih Agama spt memilih obat, maka mencari jodoh spt memilih pakaian di pasar ada yg mahal ada yg murah, yg mahal insyallah bagus tapi percuma klo tidak pas, yg bagus tak selalu pas, tpi yg pas pasti enak dipakai, yg murah??...(susah dpt brg murah yg bagus....ada sih tpi dikit, itupun klo ga keduluan org).


malam semakin larut...tidur ah!!!

0 comments:



Post a Comment